PELAKSANAAN PROGRAM SICALIKU
(SISWA MEMBACA
DAN MENULIS BUKU)
DALAM MENDUKUNG GERAKAN LITERASI SEKOLAH
DI SMAN 1 SINTANG
Oleh: Achmad Satim
Literasi adalah
kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses
membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi
sesuai dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca
dan menulis. Saat ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang
lebih luas. Dan sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan
persoalan sosial dan politik. Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigma
baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajaran nya. Kini ungkapan literasi
memiliki banyak variasi, seperti Literasi media, literasi komputer, literasi
sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. Hakikat ber-literasi secara
kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami,
melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya
merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan
membaca dan menulis.
Membaca dan
menulis memang merupakan kemampuan yang kompleks, namun jika membaca dan
menulis sudah menjadi bagian dari budaya yang tidak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat maka membaca dan menulis bukanlah hal yang terlalu sulit untuk
dikerjakan. Suatu minat dapat lahir dari sebuah budaya. Jika suatu masyarakat
memiliki budaya membaca dan menulis yang kuat maka anggota masyarakat di
dalamnya akan memiliki kecenderungan untuk membaca dan menulis. Hadirnya
kecenderungan untuk membaca dalam individu mengindikasikan individu tersebut
memiliki minat membaca. Abrur (1993:122) dalam bukunya Education Psychology
menjelaskan bahwa minat berhubungan dengan adanya gerakan yang mendorong
individu untuk tertarik pada suatu objek baik benda atau kegiatan dan kadang
rasa tertartik untuk melakukan hal tersebut muncul karena adanya pengalaman
yang merangsang rasa untuk melakukannya. Pengalaman yang merangsang ini dapat
berupa pengalaman yang berasal dari budaya.
Budaya membaca
dan menulis harusnya dapat ditanamkan pada setiap individu anggota masyarakat.
Membaca dan menulis sebenarnya tidak hanya sekedar kemampuan dalam hal
mengepresikan diri dan kebutuhan hidup, namun membaca dan menulis juga berarti
kunci awal bagi individu untuk dapat menguasai teknologi, berpikir kritis, dan
peka terhadap lingkungan sekitar. Bahkan Kirsch
& Jungenbut dalam buku Literacy:
Profile of America’s Young Adult menyebutkan bahwa membaca dan menulis
sebagai kemampuan seseorang dalam mengolah informasi untuk mengembangkan suatu
ilmu pengetahuan sehingga pada akhirnya akan mendatangkan manfaat untuk
masyarakat sekitarnya. Hal ini menjadikan seseorang yang memiliki budaya
membaca dan menulis yang tertanam kuat dalam dirinya dibutuhkan dalam membangun
suatu bangsa dan membangkitkan bangsa dari keterpurukan dan kalah bersaing
dengan bangsa lain.
Oleh karena itu
perlu ada kesadaran bersama dan langkah konkrit seluruh elemen anak bangsa
dalam menumbuh kembangkan budaya membaca dan menulis terutama disekolah sebagai
upaya mengaktualisasikan Gerakan Literasi Sekolah. Salah satu upaya dalam
menguatkan budaya membaca dan menulis adalah pelaksanaan Program SICALIKU (Siswa Membaca dan Menulis Buku) di SMAN
1 Sintang. SICALIKU menumbuh kembangkan budaya membaca dan menulis dengan cara
siswa membaca buku pelajaran dan kemudian meresume materi ajar dari buku yang
disediakan di Perpustakaan sekolah. Hasil resume materi tersebut yang nantinya
dijadikan buku, agar siswa terbiasa menulis dan menghasilkan karya buku.