23 Juni 2022

23 Juni 2022

 

PELAKSANAAN PROGRAM SICALIKU

(SISWA MEMBACA DAN MENULIS BUKU)

DALAM MENDUKUNG GERAKAN LITERASI SEKOLAH

DI SMAN 1 SINTANG

Oleh: Achmad Satim

 

 

Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Dan sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik. Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigma baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajaran nya. Kini ungkapan literasi memiliki banyak variasi, seperti Literasi media, literasi komputer, literasi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. Hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.

Membaca dan menulis memang merupakan kemampuan yang kompleks, namun jika membaca dan menulis sudah menjadi bagian dari budaya yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat maka membaca dan menulis bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dikerjakan. Suatu minat dapat lahir dari sebuah budaya. Jika suatu masyarakat memiliki budaya membaca dan menulis yang kuat maka anggota masyarakat di dalamnya akan memiliki kecenderungan untuk membaca dan menulis. Hadirnya kecenderungan untuk membaca dalam individu mengindikasikan individu tersebut memiliki minat membaca. Abrur (1993:122) dalam bukunya Education Psychology menjelaskan bahwa minat berhubungan dengan adanya gerakan yang mendorong individu untuk tertarik pada suatu objek baik benda atau kegiatan dan kadang rasa tertartik untuk melakukan hal tersebut muncul karena adanya pengalaman yang merangsang rasa untuk melakukannya. Pengalaman yang merangsang ini dapat berupa pengalaman yang berasal dari budaya.

Budaya membaca dan menulis harusnya dapat ditanamkan pada setiap individu anggota masyarakat. Membaca dan menulis sebenarnya tidak hanya sekedar kemampuan dalam hal mengepresikan diri dan kebutuhan hidup, namun membaca dan menulis juga berarti kunci awal bagi individu untuk dapat menguasai teknologi, berpikir kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Bahkan Kirsch & Jungenbut dalam buku Literacy: Profile of America’s Young Adult menyebutkan bahwa membaca dan menulis sebagai kemampuan seseorang dalam mengolah informasi untuk mengembangkan suatu ilmu pengetahuan sehingga pada akhirnya akan mendatangkan manfaat untuk masyarakat sekitarnya. Hal ini menjadikan seseorang yang memiliki budaya membaca dan menulis yang tertanam kuat dalam dirinya dibutuhkan dalam membangun suatu bangsa dan membangkitkan bangsa dari keterpurukan dan kalah bersaing dengan bangsa lain.





Oleh karena itu perlu ada kesadaran bersama dan langkah konkrit seluruh elemen anak bangsa dalam menumbuh kembangkan budaya membaca dan menulis terutama disekolah sebagai upaya mengaktualisasikan Gerakan Literasi Sekolah. Salah satu upaya dalam menguatkan budaya membaca dan menulis adalah pelaksanaan Program SICALIKU (Siswa Membaca dan Menulis Buku) di SMAN 1 Sintang. SICALIKU menumbuh kembangkan budaya membaca dan menulis dengan cara siswa membaca buku pelajaran dan kemudian meresume materi ajar dari buku yang disediakan di Perpustakaan sekolah. Hasil resume materi tersebut yang nantinya dijadikan buku, agar siswa terbiasa menulis dan menghasilkan karya buku.



Show comments