Tampilkan postingan dengan label Headline. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Headline. Tampilkan semua postingan

17 Juni 2021

- 23:01

IGI Sintang Siap Berkolaborasi dalam Membangun Literasi Budaya dan Sejarah Sintang


Kenapa kita masih suka membaca buku sampai saat ini? Disaat era digital maju dengan sangat cepat tanpa kompromi dan toleransi.

Pertanyaan sederhana yang mungkin akan memunculkan banyak jawaban, anggap saja salah satu jawabanya adalah supaya hidup kita memiliki aktivitas yang berfaedah.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sintang, Susana Raguniaty, SE, M.Si menerima dengan hangat kedatangan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sintang, Suprianto, S.Pd di dampingi Duta Rumah Belajar Kalbar 2018 Rufina Sekunda, S.Pd, Kamis (17/06/21).  Dalam pertemuan itu, Susana menyampaikan niatnya untuk mengajak rekan-rekan penulis di IGI Sintang agar bergabung dalam project kebudayaan untuk menghasilkan buku-buku yang memuat cerita, adat istiadat dan tradisi yang ada di Kabupaten Sintang. 

Beliau percaya bahwa dengan ditulis dalam sebuah buku, semua rekam jejak sejarah, adat istiadat dan tradisi budaya Sintang tidak akan hilang dan dapat terus dijaga oleh anak-anak Sintang dari masa ke masa.

Project ini erat kaitannya dengan salah satu program yang akan dilaksanakan oleh IGI Sintang yaitu menulis buku MULOK tentang adat istiadat yang ada di Kabupaten Sintang, dimana nantinya akan menjadi sumber belajar bagi peserta didik Sekolah Dasar (SD). 

Suprianto memaparkan bahwa kita semua sudah tahu  setiap tanggal 17 Mei Indonesia memperingati Hari Buku Nasional dan Hari Perpustakaan Nasional. Oleh karena itu, IGI Sintang boleh berbangga karena telah ambil bagian dalam misi mulia ini salah satunya  dengan melatih guru-guru di Sintang dalam menulis sampai menerbitkan buku, sehingga saat ini jumlah buku yang terbit setiap tahunnya  terus meningkat.

Hal serupa juga ditegaskan Rufina Sekunda Duta Rumah Belajar Kalbar 2018 yang mengajak rekan guru dan peserta sekalian agar membudayakan membaca buku dan rajin menulis karena dengan  membaca kita menjadi banyak tahu dengan semakin luas wawasan dan pengetahuan serta semakin baik cara kita berpikir. Beliau berharap karya-karya IGI Sintang tentang adat-istiadat, tradisi dan budaya Sintang Kalimantan Barat dapat mengisi konten Peta Budaya yang ada pada Rumah Belajar di https://belajar.kemdikbud.go.id/

Buka TV nonton film kolosal
jangan lupa sambal minum kopi
kalua kalian anak milineal 
Sudah baca buku belum hari ini?

24 Mei 2021

- 12:24

Sukadir, Guru Perintis yang Melegenda

Namanya Sukadir, guru SDN 15 Merah Arai. Kami biasa menyapanya Pak Kadir. Berparas tua namun masih berjiwa muda. Bulan Mei tahun lalu, dia pensiun. Boleh dibilang kami kehilangan teman yang lucu dan guru yang hebat. Tua-tua keladi, biarpun tua semangat mengajarnya makin jadi. Orangnya kreatif dan inovatif. Siapa saja yang memiliki pikiran terbuka dan optimis akan bersepakat dengan apapun yang dilakukan oleh pak Kadir.

Pak Kadir menjadi guru pada tahun 1980 setelah berhasil menyisihkan ribuan pesaing dalam seleksi guru PNS saat itu. Awalnya tidak begitu menyukai menjadi guru, karena hobi pak Kadir adalah bertani. Saat itu, Pak Kadir mengikuti tes secara bersamaan yaitu tes guru dan penyuluh pertanian. Saat pengumuman kelulusan, dua propesi yang di tes semunya lulus. Maka galaulah pak Kadir. Hatinya lebih memilih menjadi penyuluh pertanian. Akhirnya beliau menetapkan hati mengambil penyuluh pertanian dan meninggalkna guru.

Proses daftar ulang pun tiba. Dulu, untuk menuju kota Sintang dari Desa Merah Arai memakan waktu berhari-hari menggunakan sampan dayung. Pak Kadir melakukannya demi untuk menjadi PNS. Setibanya di kota Sintang, ada kabar kalau tempat pendaftaran ulang dilaksanakan di Pontianak. Maka termenung sambil menyerahkan diri pada Tuhan. Bagaimana caranya bisa ke Pontianak dengan waktu yang sesingkat ini. Tidak berhenti disitu, karena tekatnya menjadi PNS sangat kuat maka ditunggulah bus di pinggir jalan. Berjam-jam dan sampai berhari-hari bus pun tak kunjung tiba. Akhirnya pak Kadir menyerah dan mengurungkan niat menjadi Penyuluh pertanian dan kembali memilih menjadi guru.

SK pertama pak Kadir di SDN 15 Semadai. SD 15 Merah Arai sudah dibangun secara swadaya oleh masyarakat pada tahun 1980, dan tahun 1981 masih kosong tidak ada siswa apalagi guru. Pada September 1982 pak Kadir dipanggil untuk pulang kampung dan mengajar di kampung halamannya. Beliau satu-satunya guru dan saat itu hanya menerima 1 kelas saja. Siswanya cuma 40 orang. Itupun jumlah yang didapat dari hasil jemput bola, atau dipaksa untuk mau sekolah.

Jaman dulu, masyarakat masih berpikir jika anak mereka sekolah, maka akan diambil oleh Belanda atau Jepang dan tidak akan pulang lagi ke kampung halaman, itu alasan orang jaman dulu tidak mau menyekolahkan anaknya. Mereka takut kehilangan anak. Pola pikir seperti inilah yang terus berusaha untuk dirubah oleh Pak kadir. Menjelaskan pentingnya sekolah, supaya harta tidak diambil orang lain, kita tidak ditipu oleh orang kota. Jika kita pintar maka bisa menjual hasil panen dengan harga lebih tinggi di kota dan kita bisa membangun desa dengan baik. Bahasa-bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh orang desa adalah jurus jitu yang digunakan pak Kadir. 

Pak Kadir ini akalanya banyak, mengunjungi dusun-dusun yang banyak anak-anak dan menjumpai orang tua mereka pada saat musim panen. Pada musim panen, orang sedang dalam keadaan senang dan bahagia sehingga apa yang ingin kita sampaikan akan didengar dan disambut dengan baik, setidaknya dipertimbangkan. Orang desa saat itu masih sangat hormat pada guru, sehingga jika ada guru yang datang ke rumah, ada dua tanda yaitu tanda berkah atau bahaya.

Hasil dari perjuangan pak Kadir jaman muda dulu sudah bisa dilihat sekarang. Banyak penduduk desa yang dulunya dipaksa sekolah sekarang sudah menjadi tokoh dan hidup senang. Ada yang menjadi kepala desa, PNS, petani sukses dan banyak lainya.

Sampai sekarang, pak Kadir masih menjadi orang yang dihormati di Desa, ingatannya masih kuat, matanya masih terang dan fisiknya pun masih kuat. Beliau menghabiskan masa tua dengan bertani dan mencari ikan di sungai. Rupanya, hamper 80 % masyarakat Merah Arai, nama mereka adalah hasil olah pikir pak Kadir. Begitu lahir anak, langsung tanya pak Kadir, siapa saya kasi nama?.

24 Agustus 2020

- 23:48

Panduan Pendaftaran Anggota IGI

Pada video ini dijelaskan cara mendaftar menjadi anggota IGI (Ikatan Guru Indonesia) dengan menggunakan sistem keanggotaan terbaru yang beralamat di https://anggota.igi.or.id


19 Mei 2020

- 23:47

Pemanfaatan Microsoft Teams dalam Peningkatan Kompetensi Guru di Daerah 3T

Sumber : Microsoft Education Indonesia

Peningkatan kompetensi guru di daerah 3T memiliki berbagai kendala dan tantangan tersendiri dibandingkan dengan di kota. Beberapa hal yang kerap kali menjadi kendala dalam pelaksanaan program peningkatan kompetensi guru d daerah 3T diantaranya faktor transportasi, biaya, dan komunikasi.

Jarak yang jauh dari pusat kota / kabupaten dan kondisi akses jalan yang rusak menjadi kendala bagi guru-guru untuk mengikuti kegiatan-kegitan pelatihan yang diadakan di kota kabupaten. Hal tersebut juga mengakibatkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh guru untuk sekedar pergi ke koda dalam rangka mengikuti diklat dan kegiatan lainnya.

Selain kondisi di atas, masalah komunikasi juga menjadi kendala. Tidak semua desa memiliki jaringan internet, karena tower perusahaan telekomunikasi biasanya hanya didirikan di daerah atau desa yang lokasinya di tepi sungai. Sedangkan untuk desa yang jauh dari sungai dan akses transportasi sulit maka jarang ditemui tower tersebut.

Berbagai masalah di atas kami coba untuk dicarikan solusinya, bagaimana agar guru di daerah 3T dapat mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi guru tanpa harus pergi ke kota.

Dua hal yang coba kami lakukan selama masa pandemi Covid-19 yaitu melaksanakan webinar dan diklat daring. Kedua kegiatan tersebut dapat diikuti oleh guru-guru tanpa harus pergi ke kota. Dengan memanfaatkan Microsoft Teams guru-guru dapat mengikuti webinar dengan menggunakan telepon genggamnya walaupun dengan sinyal cukup dengan sinyal 3G.

Microsoft teams juga sangat membantu kami dalam pelaksanaan Diklat Daring, dimana guru dapat mengikuti diklat dengan fleksibel. Mereka dapat mempelajari atau mengunduh dan mengirim tugas materi pada saat peserta memiliki watu luang untuk ergi ke lokasi yang ada sinyal internetnya.

Nah, di bawah ini adalah presentasi saya ketika diberikan kesempatan oleh Microsoft Education Indonesia untuk sharing pada sesi webinar yang diselenggarakan oleh Microsoft. Semoga bermanfaat!