30 Mei 2021

- 10:15

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Profipen Pada Materi Konflik Sosial


PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK  
MELALUI  PROFIPEN PADA MATERI KONFLIK SOSIAL. 

Achmad Satim
Guru SMA Negeri 1 Sintang
Email:ahmadsatimstg@gmail.com
      
Abstrak:

Dalam pembelajaran Memahami Konflik Sosial peserta didik SMA Negeri 1 Sintang masih banyak yang di bawah KKM (KKM 70) terutama dalam menyelesaikan soal Ulangan Harian. Oleh karena itu perlu suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar Sosiologi tersebut yaitu melalui PROFIPEN (Proyek Film Pendek).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik Kelas XI IPS1 tahun pelajaran 2017/2018 dalam Memahami Konflik Sosial melalui PROFIPEN (Proyek Film Pendek).
Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas XI IPS1 SMA Negeri 1 Sintang  berjumlah 33 orang seorang guru Sosiologi dan dua orang pengamat. Data yang dikumpulkan meliputi hasil belajar peserta dididik, hasil observasi guru, hasil observasi peserta dididik. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus meliputi 4(empat) tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 85% peserta dididik memperoleh nilai ≥ 70.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I sebesar 12% dengan nilai rata-rata 53,8 dan pada siklus II sebesar 88% dengan nilai rata-rata 72,7 (2) Skor aktivitas peserta dididik pada siklus I sebesar 12% dan pada siklus II sebesar 88%. Dari data tersebut di atas jelas menunjukkan bahwa pada siklus I hasil belajar belum sesuai harapan yang berarti indikator keberhasilan belum tereapai sedangkan pada siklus II hasil belajar sudah sesuai harapan yang berarti indikator keberhasilan sudah tercapai.

Kata kunci; Peningkatan, Proyek Film Pendek, Hasil Belajar

Selengkapnya (unduh di sini)




Karya Ilmiah







24 Mei 2021

- 12:24

Sukadir, Guru Perintis yang Melegenda

Namanya Sukadir, guru SDN 15 Merah Arai. Kami biasa menyapanya Pak Kadir. Berparas tua namun masih berjiwa muda. Bulan Mei tahun lalu, dia pensiun. Boleh dibilang kami kehilangan teman yang lucu dan guru yang hebat. Tua-tua keladi, biarpun tua semangat mengajarnya makin jadi. Orangnya kreatif dan inovatif. Siapa saja yang memiliki pikiran terbuka dan optimis akan bersepakat dengan apapun yang dilakukan oleh pak Kadir.

Pak Kadir menjadi guru pada tahun 1980 setelah berhasil menyisihkan ribuan pesaing dalam seleksi guru PNS saat itu. Awalnya tidak begitu menyukai menjadi guru, karena hobi pak Kadir adalah bertani. Saat itu, Pak Kadir mengikuti tes secara bersamaan yaitu tes guru dan penyuluh pertanian. Saat pengumuman kelulusan, dua propesi yang di tes semunya lulus. Maka galaulah pak Kadir. Hatinya lebih memilih menjadi penyuluh pertanian. Akhirnya beliau menetapkan hati mengambil penyuluh pertanian dan meninggalkna guru.

Proses daftar ulang pun tiba. Dulu, untuk menuju kota Sintang dari Desa Merah Arai memakan waktu berhari-hari menggunakan sampan dayung. Pak Kadir melakukannya demi untuk menjadi PNS. Setibanya di kota Sintang, ada kabar kalau tempat pendaftaran ulang dilaksanakan di Pontianak. Maka termenung sambil menyerahkan diri pada Tuhan. Bagaimana caranya bisa ke Pontianak dengan waktu yang sesingkat ini. Tidak berhenti disitu, karena tekatnya menjadi PNS sangat kuat maka ditunggulah bus di pinggir jalan. Berjam-jam dan sampai berhari-hari bus pun tak kunjung tiba. Akhirnya pak Kadir menyerah dan mengurungkan niat menjadi Penyuluh pertanian dan kembali memilih menjadi guru.

SK pertama pak Kadir di SDN 15 Semadai. SD 15 Merah Arai sudah dibangun secara swadaya oleh masyarakat pada tahun 1980, dan tahun 1981 masih kosong tidak ada siswa apalagi guru. Pada September 1982 pak Kadir dipanggil untuk pulang kampung dan mengajar di kampung halamannya. Beliau satu-satunya guru dan saat itu hanya menerima 1 kelas saja. Siswanya cuma 40 orang. Itupun jumlah yang didapat dari hasil jemput bola, atau dipaksa untuk mau sekolah.

Jaman dulu, masyarakat masih berpikir jika anak mereka sekolah, maka akan diambil oleh Belanda atau Jepang dan tidak akan pulang lagi ke kampung halaman, itu alasan orang jaman dulu tidak mau menyekolahkan anaknya. Mereka takut kehilangan anak. Pola pikir seperti inilah yang terus berusaha untuk dirubah oleh Pak kadir. Menjelaskan pentingnya sekolah, supaya harta tidak diambil orang lain, kita tidak ditipu oleh orang kota. Jika kita pintar maka bisa menjual hasil panen dengan harga lebih tinggi di kota dan kita bisa membangun desa dengan baik. Bahasa-bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh orang desa adalah jurus jitu yang digunakan pak Kadir. 

Pak Kadir ini akalanya banyak, mengunjungi dusun-dusun yang banyak anak-anak dan menjumpai orang tua mereka pada saat musim panen. Pada musim panen, orang sedang dalam keadaan senang dan bahagia sehingga apa yang ingin kita sampaikan akan didengar dan disambut dengan baik, setidaknya dipertimbangkan. Orang desa saat itu masih sangat hormat pada guru, sehingga jika ada guru yang datang ke rumah, ada dua tanda yaitu tanda berkah atau bahaya.

Hasil dari perjuangan pak Kadir jaman muda dulu sudah bisa dilihat sekarang. Banyak penduduk desa yang dulunya dipaksa sekolah sekarang sudah menjadi tokoh dan hidup senang. Ada yang menjadi kepala desa, PNS, petani sukses dan banyak lainya.

Sampai sekarang, pak Kadir masih menjadi orang yang dihormati di Desa, ingatannya masih kuat, matanya masih terang dan fisiknya pun masih kuat. Beliau menghabiskan masa tua dengan bertani dan mencari ikan di sungai. Rupanya, hamper 80 % masyarakat Merah Arai, nama mereka adalah hasil olah pikir pak Kadir. Begitu lahir anak, langsung tanya pak Kadir, siapa saya kasi nama?.

23 Mei 2021

- 21:48

IGI Sintang Gelar Rakerda dan Launching 58 Buku Karya Guru


Sintang - Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Sintang menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan launching 58 Buku karya guru-guru Sintang. Acara digelar pada Sabtu di Pendopo Bupati Sintang (22/05/2021).

Ketua IGI Sintang, Suprianto, S.Pd mengatakan, Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ini dilaksanakan untuk mempersiapkan kegiatan selama setahun. Ada beberapa topik khusus yang di bahas salah satunya peningkatan kompetensi guru yang ada di Kabupaten Sintang dengan menyelenggarakan diklat, workshop dan webiner secara berkala yang berdurasi 32 JP setiap kegiatan.

Tambah Suprianto, visi dan misi terbentuknya IGI Sintang adalah meningkatkan kompetensi guru dan tentunya berdampak meningkatnya kompetensi siswa karena sesuai dengan Motto Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sharing and Growing Together.

Bupati Sintang, yang di wakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus J, S.Pd, M.AP dalam sambutannya menyampaikan, Pemkab Sintang memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para penulis dan sangat menyambut baik di gelarnya Rakerda IGI ini . Selain itu kata dia, keberadaan IGI telah banyak membantu dalam peningkatan mutu guru di Kabupaten Sintang.

Dalam arahannya Yustinus menitip pesan, IGI Sintang harus terus melakukan perubahan atau inovasi, karya dan lainnya untuk dunia pendidikan di Kabupaten Sintang.

Hadir pada kegiatan ini, Dandim 1205/Sintang Bapak Letkol Inf. Eko Bintara Saktiawan, Kadis Perpustaakaan dan Kearsipan Kabupaten Sintang Bapak Iwan Setiadi, SE, M.Si, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang Bapak H. Anuar Akhmad, S.Ag, Pengurus IGI Pusat  Bapak Nurlyanto,S.Pd, Sekretaris Wilyah IGI Kalbar Bapak Nuberta,M.Pd, para pengurus daerah IGI Kabupaten Sintang dan tamu undangan lainnya.