Aksi Nyata Modul 3.1.a.10 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
Pembelajaran
Ahmad Satim (Guru SMAN 1 Sintang)
Peristiwa ( Facts )
Seperti yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Nadiem Makarim, bahwa “Beban
dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting.
Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang
diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat
perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik.
Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada
peningkatan pembelajaran murid?”. Sekolah
adalah 'institusi moral' yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya.
Seorang pemimpin di sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil
suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik
antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar.
Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan
bagi seluruh warga sekolah.
Pada masa Pandemi Covid -19 juga berdampak terhadap dunia
pendidikan terutama proses pembelajaran disekolah, sehingga mengharuskan
sekolah untuk melakukan alternative pembelajaran menggunakan model PJJ atau
daring dengan berkolaborasi bersama wali murid. Jelas ini sangat berdampak
sekali pada cara belajar, sikap, dan motivasi belajar peserta didik yang
menurun karena selama melakukan pembelajaran daring saya menggunakan media Ms.Office
365, WA Grup dan Google Classroom. Namun itu semua tetap saja tidak berdampak
signifikan terhadap motivasi dan prestasi peserta didik. Setelah sekian waktu, kini proses pembelajaran sudah
diberlakukan kembali tatap muka meski dilakukan secara terbatas Pembelajaran Tatam Muka Terbatas
(PTMT) dengan kebiasaan baru menggunakan protocol
kesehataan. Hal tersebut menjadi Dilema etika dimana saya sebagai pemimpin
pembelajaran harus mampu membuat keputusan yang tepat untuk mngembalikan
semangat, motivasi, sikap dan prestasi peserta didik.
Dalam kondisi tersebut tentu mengandung dilema etika
dalam proses pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, berdasarkan yang saya
pahami tentang Paradigma pengambilan Keputusan, situasi yang saya alami adalah
Jangka Pendek melawan Jangka Panjang (Short Term vs Long Term). Kemudian
prinsip yang saya ambil adalah Berfikir Berbasis Peduli (Care Based Thingking).
Saya juga menggunakan 9 (Sembilan) langkah untuk mempertimbangkan bahan
pengujian dan pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil adalah
sebuah keputusan yang tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran dimasa
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)
Perasaan (Feelings)
Sebagai seorang Pemimpin Pembelajaran tentu saya merasa
termotivasi untuk selalu melakukan evaluasi, refleksi dan mencari solusi alternative
ditengah permasalahan pembelajaran di masa Pandemi yaitu Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas (PTMT). Keputusan ini suka tidak suka harus dilakukan, agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan pembelajaran
yang berpihak kepada peserta didik.
Pembelajaran (Findings)
Dalam proses pembelajaran saya mengajak peserta didik
dan seluruh warga sekolah untuk berkolaborasi bersama-sama membangun kembali
motivasi, semangat, sikap dan komitmen semua pihak yang selama ini turun akibat
Pandemi Covid-19. Untuk itu perlunya
penerapan 4 (empat) Paradigma, 3 (tiga) Prinsip dan 9 (Sembilan)
langkah-langkah pada materi modul 3.1 memudahkan saya dalam Pengambilan
Keputusan.
Penerapan (Future)
Setelah mendapatkan keputusan saya mencoba menerapkan pembelajaran
yang berpihak kepada peserta didik melalui Budaya Positif yang tertuang dalam
visi saya yaitu SEHATI (SEMANGAT-HARMONIS-TERTIB-INOVATIF) agar kembali
membangkitkan semangat, motivasi dan komitmen semua pihak dalam pembelajaran
Pasca Pandemi Covid-19. ebagai langkah konkrit
menerapkan Budaya Positif dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila di SMAN 1
Sintang, saya mencoba membuat selogan “SEHATI” yaitu singkatan
dari SEmangat, HArmonis, Tertib dan Inovatif dengan rumusan
Budaya Positif;
1)
SEMANGAT,
Guru dan Siswa selalu BERSEMANGAT dalam peroses pembelajaran dan pendidikan,
dengan adanya semangat dan motivasi belajar yang tinggi dari Guru dan Siswa
akan memudahkan proses tranformasi ilmu pengatuhan dan bimbingan yang
dilaksanakan.
2)
HARMONIS, Terciptanya
suasana yang HARMONIS antara guru dan siswa serta seluruh keluarga besar yang
ada di sekolah.
3)
TERTIB, Terciptanya
KETERTIBAN antara guru dan siswa didalam kelas dan dilingkungan
sekolah pada umumnya.
4)
INOVATIF, Siswa
dan Guru BERINOVASI dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menciptakan karya
inovatif yang dapat berguna bagi dunia pendidikan.
Ada dua kebenaran yang ada, adalah benar jika saya
menerapkan pembelajaran yang kreatif karena sebagai bentuk upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
1)
Tapi benar juga jika
saya menerapkan budaya positif SEHATI (SEMANGAT-HARMONIS-TERTIB-INOVATIF) dalam
upaya menerapkan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik
2)
Paradigma yang
terjadi pada kasus ini adalah Jangka Pendek Melawan Jangka Panjang (Short Term
vs Long Term)
3)
Prinsip yang diambil
adalah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
4) Yang terlibat dalam situasi ini
yaitu saya selaku pemimpin pembelajaran, peserta didik, rekan sejawat, Kepala
Sekolah dan warga sekolah lainnya.