Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

12 Januari 2022

- 12:24

PENERAPAN SEHATI DI SMAN 1 SINTANG DALAM MEWUJUDKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

(Achmad Satim-SMAN 1 Sintang)

A.  PROFIL PELAJAR PANCASILA.

Profil Pelajar Pancasila adalah upaya untuk menerjemahkan visi dan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang dan telah dicita-citakan oleh para pemimpin bangsa ke dalam lembaga pendidikan serta visi misi Presiden. Visi dan tujuan pendidikan (lihat pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea ke-4 dan Sisdiknas Pasal 3. Fungsinya adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kemendikbud sebagai kementerian yang menaungi dunia pendidikan, telah merancang upaya-upaya dan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi problematika ini, salah satunya ialah gagasan Sekolah Penggerak yang akan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Profil yang dimaksud ialah berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinnekaan global. Enam hal ini disebut sebagai indikator profil pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, maupun ekstrakurikuler.

Terkait dengan Profil Pelajar Pancasila itu sendiri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) terus berupaya untuk mencetak penerus bangsa yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Mendikbud Nadiem Anwar Makarim telah menetapkan enam indikator profil Pelajar Pancasila. Keenam indikator tersebut ialah berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Keenam indikator ini tidak lepas dari Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035, yang disebabkan oleh perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan sedang terjadi secara global (Kearney, 2020: 3).

Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya yang dilakukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya membentuk profil pelajar pancasila dalam rangka membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang memiliki kompetensi global dan memiliki nilai-nilai Pancasila.  Terdapat 6 karakter yang perlu diaplikasikan yakni :

1.    Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia

2.    Mandiri

3.    Bernalar kritis

4.    Berkebinekaan global

5.    Gotong royong

6.    Kreatif

Penjelasan lebih rinci dalam bentuk infografis mengenai 6 karakter ini dapat  disimak di https://www.youtube.com/watch?v=8YM4oUYPQCs dan materi paparan dari Kepala Pusat Penguatan Karakter, Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D dapat diakses di https://drive.google.com/file/d/15c5LvS0yf3GDFaXkYZh9bG03qDQf23FU/view?usp=sharing. Selain itu, Puspeka juga telah membuat beragam bentuk kampanye penguatan karakter ini melalui berbagai media sosial yang sangat menarik dan bergaya milenial sehingga mudah untuk dipahami pelajar. Berikut media sosial berikut tautan selengkapnya:

1.    Youtube dan facebook Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI https://www.youtube.com/results?search_query=cerdas+berkarakter.kemdikbud.co.id

2.    Instagram @cerdasberkarakter.kemdikbudri

3.    cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/

 

B.  BUDAYA POSITIF “SEHATI”.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:149), disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Kebudayaan sendiri adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan (adat, akhlak, kesenian, ilmu dan lain-lain). Terdapat beberapa definisi mengenai pengertian budaya sekolah menurut pendapat beberapa pakar. Short dan Greer (Zamroni,2011:133) mendefinisikan bahwa budaya sekolah merupakan keyakinan, kebijakan, norma, dan kebiasaan dalam sekolah yang dapat dibentuk, diperkuat, dan dipelihara melalui pimpinan dan guru-guru di sekolah . Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesama, guru dengan guru, konselor dengan peserta didik, antar tenaga kependidikan, antara tenaga kependidikan dengan pendidik dan peserta didik, dan antar anggota kelompok masyarakat dengan warga sekolah.

Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.Budaya positif juga adalah salah satu materi yang diajarkan dalam pendidikan guru penggerak. Dalam penerapan budaya positif kita harus menumbuhkan lingkungan yang positif. Memahami kebutuhan-kebutuhan dasar yang dibutuhkan seorang murid pada saat mereka berperilaku tidak pantas dan tidak sesuai apa yang kita harapkan. Budaya positif di sekolah tentu saja akan mendukung terbentuknya budaya belajar di sekolah. Norma-norma baik yang disuntikkan guru kepada murid akan semakin menguatkan, mengokohkan kepribadian murid sehingga murid tidak saja cerdas secara akademik tetapi juga santun secara moral. Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang diidam-idamkan bisa diwujudkan. Pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Sebagai langkah konkrit menerapkan Budaya Positif dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila di SMAN 1 Sintang, saya mencoba membuat selogan “SEHATI” yaitu singkatan dari SEmangat, HArmonis, Tertib dan Inovatif dengan rumusan Budaya Positif;

1)   SEMANGAT, Guru dan Siswa selalu BERSEMANGAT dalam peroses pembelajaran dan pendidikan, dengan adanya semangat dan motivasi belajar yang tinggi dari Guru dan Siswa akan memudahkan proses tranformasi ilmu pengatuhan dan bimbingan yang dilaksanakan.

2)   HARMONIS, Terciptanya suasana yang HARMONIS antara guru dan siswa serta seluruh keluarga besar yang ada di sekolah.

3)   TERTIB, Terciptanya KETERTIBAN antara guru dan siswa didalam kelas  dan dilingkungan sekolah pada umumnya.

4)   INOVATIF, Siswa dan Guru BERINOVASI dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menciptakan karya inovatif yang dapat berguna bagi dunia pendidikan.

 

C.      PELAKSANAAN “SEHATI” DI SMAN 1 SINTANG.

Secara De Facto SMAN 1 Sintang sudah berdiri sejak tahun 1954 dengan nama SMA Melati Sintang dibawah naungan Yayasan Melati, namun sejak Tahun 1958 diubah menjadi SMA Negeri 1 Sintang berdasarkan Keputusan No.26/SK 58, Tanggal 1 Agustus 1958. Adapun Visi SMAN 1 Sintang adalah “Terselenggaranya Pendidikan Yang Menghasilkan Insan Berkualitas Yang Dilandasi Keimanan dan Ketaqwaan”. Kini SMAN 1 Sintang dipimpin oleh Drs.Edy Sunaryo selaku Kepala Sekolah dengan jumlah guru 45 baik PNS maupun honorer.

Dalam rangka mewujudkan Visi sekolah dan Profil Pelajar Pancasila maka selogan “SEHATI” dilaksanakan dengan tahapan:

1.    Membuat perencanaan dan melakukan analia yang matang.



2.    Melakukan koordinasi kepada Kepala Sekolah selaku pimpinan



3.    Atas dukungan Kepala Sekolah melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat dan siswa.



4.    Aktualiasi dalam proses pembelajaran dan bimbingan kepada siswa.


Untuk proses pelaksanaan SEHATI dapat juga dilihat di You Tube https://www.youtube.com/watch?v=ppxUxXnqcdc

5.    Melakukan evaluasi dan identifikasi apakah pelaksanaan SEHATI sudah berjalan sesuai sasaran yang telah dibuat dalam perencanaan.

A.    PENUTUP.

Pada akhirnya ide dan gagasan jika tidak diterapkan akan selalu menjadi mimpi manis dalam hidup kita. Penerapan Budaya Positif SEHATI tentunya harus didukung oleh semua pihak agar dapat terlaksana secara konsisten, dukungan juga dapat berupa kritik agar ada upaya evaluasi dalam proses pelaksanaannya. Agar lebih memahami urgensi budaya positif di sekolah, kita perlu memahami peran sekolah sebagai institusi pembentukan karakter. Ketika kita berbicara sekolah sebagai institusi pembentukan karakter. Mari kita ingat kembali makna pendidikan sendiri dari Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara: “Adapun maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya” (dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara seri 1 pendidikan halaman 20). Kutipan tersebut mengisyaratkan kita sebagai guru untuk membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat. Semoga

 


03 Juni 2021

- 10:47

Harapan Baru Vokasi Konstruksi di Kayan Hilir

SMK Kayan Hilir

Perkenalkan, Saya seorang guru yang mengajar di SMK Negeri 1 Kayan Hilir, Sintang, Kalimantan Barat. Saya mengajar di Jurusan atau Kompetensi Keahlian Bisnis Konstruksi Dan Properti (BKP). Jurusan ini adalah jurusan yang diciptakan untuk mencetak calon tenaga terampil dibidang ilmu konstruksi dan properti, seperti merencanakan, mengelola, menghitung dan mendesain bangunan serta ilmu lain yang berhubungan dengan konstruksi dan properti, dulunya jurusan ini bernama jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) yang sudah ada sejak tahun 2013 di SMKN 1 Kayan Hilir.

Dimulai tahun 2019 hingga sekarang ini saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari tenaga pengajar disini, karena sebelumnya saya mengajar di SMKN 1 Ngabang selama 6 tahun (2012 – 2018) pada jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB), ditambah lagi sesuai dengan latar belakang pendidikan yang pernah saya yaitu Pendidikan Teknik Arsitektur UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung dan Magister Teknik Sipil Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak. Disini saya melihat harapan yang sangat-sangat besar bagi peserta didik di jurusan BKP ini, hal yang mustahil mereka dapatkan disini dan mungkin hanya ada di kota besar atau di pulau jawa namun kemampuan yang mereka dapatkan bisa hampir sama dengan yang didapat di sekolah lain. Saya dapat melihat raut wajah penuh harapan dari generasi muda Kayan Hilir yang memilih Kompetensi Keahlian ini. 

Awal mula saya datang kesini kami bersama peserta didik menyiapkan ruangan kosong untuk dijadikan laboratorium gambar digital. Mereka mulai terbuka wawasannya ketika dapat menggukana aplikasi gambar kekinian, seperti AUTOCAD, SKETCHUP, LUMION yang sering digunakan oleh Arsitek maupun ahli Sipil. Tidak hanya itu mereka juga berkesempatan magang selama 3 bulan di konsultan perencanaan, dinas pekerjaan umum Sintang dan Melawi, Kontraktor pembangunan jalan dari Nanga Mau – Nanga tebidah.

Disini kami tidak terlalu mefokuskan peserta didik hanya di teori saja, namun lebih banyak waktu di kegiatan praktik seperti menggambar, menghitung RAB, mengerjakan kegiatan pertukangan, membuat miniatur dan lain sebagainya. Tidak hanya didominasi oleh peserta didik laki-laki saja namun juga peserta didik perempuan juga ada. Senyum, canda, tawa, kesopanan, kedisiplinan dan semangat mereka saat belajar membuat saya selalu bersemangat dan mendoakan mereka dapat lebih banyak lagi yang dapat melanjutkan kuliah beasiswa di POLNEP (Politeknik Negeri Pontianak) atau kampus lain pada jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil seperti kakak kelas mereka sebelumnya. Rekan-rekan saya banyak yang bekerja di Konsultan, Kontraktor, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan lain-lain, namun saya sangat bersyukur bisa menjadi tenaga pendidik karena Harapan saya Peserta didik saya dapat berhasil sehingga suatu saat dapat berguna bagi Bangsa dan Negara Indonesia yang tercinta ini. Tahun 2019 dan tahun 2021 BKP mengikuti Sertifikasi Tenaga Terampil dibidang Beton dan Mandor yang diadakan oleh Balai Jasa Konstruksi Banjarmasin, tentunya ini akan sangat memperkuat tingkat keterampilan mereka dan bekal untuk bekerja karena sudah memiliki sertifikat berstandar Nasional.

Nanga Mau

Saat ini SMK Sudah menjadi bagian dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (DIKSI) Kemenetrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang sama dengan Politeknik maupun perguruan tinggi vokasi atau keterampilan.  Kami juga harus link and match dengan industri artinya SMK menikah dengan Industri dan menciptakan sebuah produk bersama (lulusan SMK). Tugas kami saat ini adalah mencari konsultan atau kontraktor bangunan, mengadakan perjanjian jangka panjang, dan yang lebih unik adalah kurikulum kami berbasis industri agar peserta didik kami nantinya siap kerja dan dunia kerja, Industri  berperan juga dalam memberikan ilmu atau standar terbaru dunia kerja. SMK juga membuat sebuah lembaga khusus yaitu BKK (Bursa Kerja Khusus) untuk menjadi wadah pertemuan antara pekerja dan pencari kerja, tentunya diutamakan alumni SMK, agar tidak ada lagi berita bahwa SMK adalah penyumbang pengangguran tertinggi saat ini.

Perlu diketahui bahwa SMK mencetak tenaga terampil yang siap kerja, begitu juga dengan kami di jurusan BKP SMKN 1 Kayan Hilir. Banyak terobosan baru yang kami kerjakan diantaranya adalah Melatih peserta didik untk ahli dalam menggambar menggunakan aplikasi gambar (Autocad, Sketchup, Membuat miniatur, Mempelajari teknologi bangunan terbaru, Membuat pameran produk peserta didik.

Besar harapan saya untuk menjadi lebih baik lagi, terus belajar, menjalin kerjasama dengan rekan-rekan seprofesi seperti di IGI (Ikatan Guru Indonesia) Sintang ini agar kami dapat bertukar pengalaman. Percayalah bahwa masa depan ada pada peserta didik kita, merekalah kelak yang akan menjadi pemimpin, menjadi tenaga ahli untuk pembangunan dan saya yakin suatu saat nanti ada perubahan besar di Indonesia khususnya di Kayan Hilir akan hadir bangunan-bangunan berkarakter yang disesain oleh arsitek masa depan, bangunan-bangunan kokoh dari ahli sipil masa depan, kawasan-kawasan indah oleh arsitek lansekap masa depan, interior mewah oleh desainer interior masa depan. Serta berbagai teknologi dari jurusan-jurusan yang ada di SMK. Terus semangat menjadi guru, karena guru adalah pekerjaan yang mulia, Itulah harapan baru saya sebagai guru di BISNIS KONSTRUKSI DAN PROPERTI. SMK BISA, SMK HEBAT, VOKASI MENGUATKAN INDONESIA!

Silas, S.Pd., M.T.
Guru SMK Negeri 1 Kayan Hilir

30 Mei 2021

- 10:15

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Profipen Pada Materi Konflik Sosial


PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK  
MELALUI  PROFIPEN PADA MATERI KONFLIK SOSIAL. 

Achmad Satim
Guru SMA Negeri 1 Sintang
Email:ahmadsatimstg@gmail.com
      
Abstrak:

Dalam pembelajaran Memahami Konflik Sosial peserta didik SMA Negeri 1 Sintang masih banyak yang di bawah KKM (KKM 70) terutama dalam menyelesaikan soal Ulangan Harian. Oleh karena itu perlu suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar Sosiologi tersebut yaitu melalui PROFIPEN (Proyek Film Pendek).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik Kelas XI IPS1 tahun pelajaran 2017/2018 dalam Memahami Konflik Sosial melalui PROFIPEN (Proyek Film Pendek).
Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas XI IPS1 SMA Negeri 1 Sintang  berjumlah 33 orang seorang guru Sosiologi dan dua orang pengamat. Data yang dikumpulkan meliputi hasil belajar peserta dididik, hasil observasi guru, hasil observasi peserta dididik. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus meliputi 4(empat) tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 85% peserta dididik memperoleh nilai ≥ 70.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I sebesar 12% dengan nilai rata-rata 53,8 dan pada siklus II sebesar 88% dengan nilai rata-rata 72,7 (2) Skor aktivitas peserta dididik pada siklus I sebesar 12% dan pada siklus II sebesar 88%. Dari data tersebut di atas jelas menunjukkan bahwa pada siklus I hasil belajar belum sesuai harapan yang berarti indikator keberhasilan belum tereapai sedangkan pada siklus II hasil belajar sudah sesuai harapan yang berarti indikator keberhasilan sudah tercapai.

Kata kunci; Peningkatan, Proyek Film Pendek, Hasil Belajar

Selengkapnya (unduh di sini)




Karya Ilmiah







24 Mei 2021

- 12:24

Sukadir, Guru Perintis yang Melegenda

Namanya Sukadir, guru SDN 15 Merah Arai. Kami biasa menyapanya Pak Kadir. Berparas tua namun masih berjiwa muda. Bulan Mei tahun lalu, dia pensiun. Boleh dibilang kami kehilangan teman yang lucu dan guru yang hebat. Tua-tua keladi, biarpun tua semangat mengajarnya makin jadi. Orangnya kreatif dan inovatif. Siapa saja yang memiliki pikiran terbuka dan optimis akan bersepakat dengan apapun yang dilakukan oleh pak Kadir.

Pak Kadir menjadi guru pada tahun 1980 setelah berhasil menyisihkan ribuan pesaing dalam seleksi guru PNS saat itu. Awalnya tidak begitu menyukai menjadi guru, karena hobi pak Kadir adalah bertani. Saat itu, Pak Kadir mengikuti tes secara bersamaan yaitu tes guru dan penyuluh pertanian. Saat pengumuman kelulusan, dua propesi yang di tes semunya lulus. Maka galaulah pak Kadir. Hatinya lebih memilih menjadi penyuluh pertanian. Akhirnya beliau menetapkan hati mengambil penyuluh pertanian dan meninggalkna guru.

Proses daftar ulang pun tiba. Dulu, untuk menuju kota Sintang dari Desa Merah Arai memakan waktu berhari-hari menggunakan sampan dayung. Pak Kadir melakukannya demi untuk menjadi PNS. Setibanya di kota Sintang, ada kabar kalau tempat pendaftaran ulang dilaksanakan di Pontianak. Maka termenung sambil menyerahkan diri pada Tuhan. Bagaimana caranya bisa ke Pontianak dengan waktu yang sesingkat ini. Tidak berhenti disitu, karena tekatnya menjadi PNS sangat kuat maka ditunggulah bus di pinggir jalan. Berjam-jam dan sampai berhari-hari bus pun tak kunjung tiba. Akhirnya pak Kadir menyerah dan mengurungkan niat menjadi Penyuluh pertanian dan kembali memilih menjadi guru.

SK pertama pak Kadir di SDN 15 Semadai. SD 15 Merah Arai sudah dibangun secara swadaya oleh masyarakat pada tahun 1980, dan tahun 1981 masih kosong tidak ada siswa apalagi guru. Pada September 1982 pak Kadir dipanggil untuk pulang kampung dan mengajar di kampung halamannya. Beliau satu-satunya guru dan saat itu hanya menerima 1 kelas saja. Siswanya cuma 40 orang. Itupun jumlah yang didapat dari hasil jemput bola, atau dipaksa untuk mau sekolah.

Jaman dulu, masyarakat masih berpikir jika anak mereka sekolah, maka akan diambil oleh Belanda atau Jepang dan tidak akan pulang lagi ke kampung halaman, itu alasan orang jaman dulu tidak mau menyekolahkan anaknya. Mereka takut kehilangan anak. Pola pikir seperti inilah yang terus berusaha untuk dirubah oleh Pak kadir. Menjelaskan pentingnya sekolah, supaya harta tidak diambil orang lain, kita tidak ditipu oleh orang kota. Jika kita pintar maka bisa menjual hasil panen dengan harga lebih tinggi di kota dan kita bisa membangun desa dengan baik. Bahasa-bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh orang desa adalah jurus jitu yang digunakan pak Kadir. 

Pak Kadir ini akalanya banyak, mengunjungi dusun-dusun yang banyak anak-anak dan menjumpai orang tua mereka pada saat musim panen. Pada musim panen, orang sedang dalam keadaan senang dan bahagia sehingga apa yang ingin kita sampaikan akan didengar dan disambut dengan baik, setidaknya dipertimbangkan. Orang desa saat itu masih sangat hormat pada guru, sehingga jika ada guru yang datang ke rumah, ada dua tanda yaitu tanda berkah atau bahaya.

Hasil dari perjuangan pak Kadir jaman muda dulu sudah bisa dilihat sekarang. Banyak penduduk desa yang dulunya dipaksa sekolah sekarang sudah menjadi tokoh dan hidup senang. Ada yang menjadi kepala desa, PNS, petani sukses dan banyak lainya.

Sampai sekarang, pak Kadir masih menjadi orang yang dihormati di Desa, ingatannya masih kuat, matanya masih terang dan fisiknya pun masih kuat. Beliau menghabiskan masa tua dengan bertani dan mencari ikan di sungai. Rupanya, hamper 80 % masyarakat Merah Arai, nama mereka adalah hasil olah pikir pak Kadir. Begitu lahir anak, langsung tanya pak Kadir, siapa saya kasi nama?.

19 Mei 2020

- 23:47

Pemanfaatan Microsoft Teams dalam Peningkatan Kompetensi Guru di Daerah 3T

Sumber : Microsoft Education Indonesia

Peningkatan kompetensi guru di daerah 3T memiliki berbagai kendala dan tantangan tersendiri dibandingkan dengan di kota. Beberapa hal yang kerap kali menjadi kendala dalam pelaksanaan program peningkatan kompetensi guru d daerah 3T diantaranya faktor transportasi, biaya, dan komunikasi.

Jarak yang jauh dari pusat kota / kabupaten dan kondisi akses jalan yang rusak menjadi kendala bagi guru-guru untuk mengikuti kegiatan-kegitan pelatihan yang diadakan di kota kabupaten. Hal tersebut juga mengakibatkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh guru untuk sekedar pergi ke koda dalam rangka mengikuti diklat dan kegiatan lainnya.

Selain kondisi di atas, masalah komunikasi juga menjadi kendala. Tidak semua desa memiliki jaringan internet, karena tower perusahaan telekomunikasi biasanya hanya didirikan di daerah atau desa yang lokasinya di tepi sungai. Sedangkan untuk desa yang jauh dari sungai dan akses transportasi sulit maka jarang ditemui tower tersebut.

Berbagai masalah di atas kami coba untuk dicarikan solusinya, bagaimana agar guru di daerah 3T dapat mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi guru tanpa harus pergi ke kota.

Dua hal yang coba kami lakukan selama masa pandemi Covid-19 yaitu melaksanakan webinar dan diklat daring. Kedua kegiatan tersebut dapat diikuti oleh guru-guru tanpa harus pergi ke kota. Dengan memanfaatkan Microsoft Teams guru-guru dapat mengikuti webinar dengan menggunakan telepon genggamnya walaupun dengan sinyal cukup dengan sinyal 3G.

Microsoft teams juga sangat membantu kami dalam pelaksanaan Diklat Daring, dimana guru dapat mengikuti diklat dengan fleksibel. Mereka dapat mempelajari atau mengunduh dan mengirim tugas materi pada saat peserta memiliki watu luang untuk ergi ke lokasi yang ada sinyal internetnya.

Nah, di bawah ini adalah presentasi saya ketika diberikan kesempatan oleh Microsoft Education Indonesia untuk sharing pada sesi webinar yang diselenggarakan oleh Microsoft. Semoga bermanfaat!


17 Mei 2020

- 04:29

Mobile Exam untuk ujian yang hemat dan ramah lingkungan



Era industri 4.0 mengahadirkan berbagai macam inovasi dalam kehidupan umat manusia termasuk dalam bidang pendidikan. Kemajuan teknologi selain memberikan kemudahan bagi guru dalam menerapkan pembelajaran juga membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan ramah lingkungan. 

Seperti kita ketahui bahwa setiap tengah dan akhir semester dunia pendidikan kita melakukan penilaian tengah semester dan akhir semester. Hal tersebut umumnya masih dilakukan dengan mencetak naskah soal dan lembar jawaban yang tentu jumlahnya sangat banyak serta dapat menimbulkan masalah terhadap lingkungan.

Pelaksanaan ujian dengan menggunakan Mobile exam selain ramah lingkungan tentunya juga hemat anggaran karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya cetak naskah dan lembar jawaban. 

Penggunaaan mobile examp memiliki kelebihan yaitu dapat meminimalisir siswa untuk mencontek karena selama mengerjakan soal pada hp / tablet siswa tidak dapat keluar dari aplikasi dan jika keluar siswa harus mengulang dengan soal yang diacak. Selain itu penggunaan mobile exam memudahkan guru dalam merekap dan menganalisis pekerjaan siswa karena semua telah otomatis dilakukan oleh sistem yang didukung oleh office 365.

Panduan menyelenggarakan ujuan dengan mobile exam dapat dakses pada link di bawah ini, dengan password 12345

Panduan Mobile Based Test